Pemicu Penting Runtuhnya Imperium Romawi – Cara demosi Imperium Romawi merupakan salah satu pembahasan asal usul sangat kesukaan sejauh era. Perihal ini jadi peringatan untuk kita seluruh jika suatu imperium yang sedemikian itu kokoh juga dapat ambruk. Dengan cara biasa, menaiknya Commodus selaku kaisar Romawi pada tahun 180 Meter kerap dikira selaku pemicu dini kejatuhan Romawi.Tetapi pada faktanya, kejatuhan Romawi telah diawali jauh saat sebelum Commodus naik ke atas tampuk kepemimpinan Romawi. Apalagi, kejatuhan Romawi telah diawali semenjak dini berdirinya imperium itu. Buat lebih jelasnya, ayo kita ikuti sebagian pemicu penting runtuhnya Imperium Romawi di dasar ini.
Pemicu Penting Runtuhnya Imperium Romawi
1. Terdapat suatu sistem yaitu suksesi yang tidak jelas
roman-colosseum – Bila terdapat orang yang dapat disalahkan atas kejatuhan Romawi, hingga ia merupakan kaisar awal Romawi, Augustus. Sehabis mendirikan Imperium Romawi, Augustus tidak sempat membuat sistem suksesi yang nyata. Hasilnya, kala seseorang kaisar wajib ditukar, terdapat banyak suksesor yang hendak bersaing satu serupa lain.
Sering- kali, para suksesor memberhentikan jasa mereka pada kaisar yang lagi berdaulat supaya dapat naik takhta sehabis kaisar itu tewas ataupun digantikan. Pastinya, perihal ini kerap berakhir pada alur pembantaian yang terjalin di area imperium.
Lelet laun, perihal ini hendak menghasilkan suatu sistem yang lemah serta tidak normal. Dalam 200 tahun awal Imperium Romawi saja, cuma Titus yang jadi salah satunya kaisar yang mengambil alih bapaknya sendiri, Vespasianus, serta Commodus jadi kaisar awal yang lahir selaku anak kandungan dari kaisar yang lagi berdaulat pada dikala itu, Marcus Aurelius.
2. Menurunya nilai mata uang serta inflasi
Kala Kaisar Nero mengalami darurat ekonomi di era pemerintahannya, ia menyudahi buat merendahkan angka mata duit Romawi. Beliau juga kurangi keaslian koin Romawi dengan kurangi jumlah metal agung di dalamnya. Ia melaksanakan perihal ini dengan cara berangsur- angsur, yang sayangnya diiringi oleh inflasi di setelah itu hari. Denarius, koin Romawi yang biasa digunakan pada dikala itu, mempunyai isi perak sebesar 91, 8 persen pada era Nero berdaulat; 76, 2 persen sepanjang era Marcus Aurelius berdaulat; serta 58, 3 persen pada era Kaisar Septimius Severus berdaulat.
Semacam yang sudah dituturkan di atas, penyusutan angka koin Romawi sudah mengakibatkan inflasi yang akut. Apalagi, Kaisar Diocletian terdesak menghasilkan Keputusan Imperium buat mengatur inflasi pada tahun 301 Meter. Sayangnya, keputusan itu tidak banyak membongkar permasalahan inflasi di Imperium Romawi. Tidak hanya itu, inflasi ini melahirkan dampak sisi yang lebih beresiko, ialah akumulasi koin. Para arkeolog sendiri sudah menciptakan banyak gundukan koin di akhir era Imperium Romawi. Perihal ini menunjukkan jika inflasi sedang lalu berjalan hingga akhir hidup Imperium Romawi.
3. 4 kaisar dalam tiga tahun
Era 200 tahun sehabis Augustus mendirikan Imperium Romawi diketahui selaku Pax Romana ataupun masa perdamaian di area kewenangan Romawi. Era ini diketahui melalui” 5 Kaisar Bagus”( 96- 180 Meter), ialah Nerva, Trajan, Hadrian, Antoninus Pius serta Marcus Aurelius. Tetapi, sebagian tahun saat sebelum era ini, terdapat suatu rentang waktu yang diketahui selaku” Tahun 4 Kaisar”( 68- 69 Meter). Untuk sebagian ahli sejarah, tahun ini kerap dikira selaku dini dari kebangkrutan Romawi.
Rentang waktu ini diawali sehabis Kaisar Nero tewas pada bulan Juni 68 Meter, di mana 3 kaisar penggantinya cuma menyuruh dalam durasi pendek. Galba sepanjang 7 bulan( dibunuh), Otho sepanjang 3 bulan( bunuh diri), serta Vitellius sepanjang 8 bulan( pula dibunuh). Terkini pada tahun 69 Meter Vespasianus jadi kaisar hingga kepergiannya pada tahun 79 Meter. Apalagi, luapan dalam rentang waktu ini terlihat dalam catatan Tacitus, Histories. Dalam tulisannya, beliau mengatakan:” Rentang waktu yang aku tinggali merupakan suatu rentang waktu musibah. Apalagi di tengah situasi rukun, 4 kaisar wajib terbunuh oleh anggar.”
4. Adanya serangan yag berasal dari kaum Barbar
Banyak ahli sejarah yang sepakat jika kejatuhan Romawi diakibatkan oleh agresi dari kalangan barbar. Tetapi, walaupun serbuan dari kalangan barbar mempunyai kedudukan besar di dalamnya, ini bukan salah satunya alibi kenapa imperium sebesar Romawi dapat ambruk. Semacam yang dikenal, Imperium Romawi tidak ambruk dalam durasi tadi malam saja. Mengutip dari History, pada dikala itu memanglah banyak gelombang serbuan dari kalangan barbar yang terus menjadi melemahkan pinggiran utara serta timur Romawi, serta dengan cara berangsur- angsur kurangi dimensi area Romawi.
Kewalahan sebab gelombang serbuan itu, Romawi wajib kehabisan Inggris pada tahun 406 Meter. Apalagi, Kota Roma dijarah pada tahun 410 Meter oleh gerombolan Visigoth di dasar kepemimpinan Alaric. Belum lagi serbuan dari bangsa Hun yang dipandu oleh Attila ke area Romawi. Pada tahun 455 Meter, Spanyol serta Afrika Utara didapat ganti oleh Vandal, yang pula menjarah Bulu halus pada tahun yang serupa. Sejujurnya, titik berat dari kalangan barbar tidaklah perihal terkini untuk Romawi. Tetapi yang berlainan kali ini merupakan ketidakmampuan gerombolan Romawi buat memukul mundur mereka semacam yang sudah dicoba oleh Julius Caesar di era dulu sekali.
5. Adanya korupsi yang pelakunya yaitu Garda Praetoria
Centeng Praetoria( Praetorian Guard) merupakan agen spesial dari gerombolan Romawi yang bekerja buat jadi ajudan individu kaisar. Selaras dengan bertambahnya daya angkatan Romawi, Centeng Praetoria juga jadi terus menjadi kokoh alhasil kerap ikut serta dalam suksesi kaisar Romawi. Apalagi, mereka bisa meningkatkan serta merendahkan kaisar Romawi dengan gampang. Pada awal mulanya, Centeng Praetoria wajib membuat alur buat menewaskan seseorang kaisar. Tetapi pada era ke- 3 Meter, tidak terdapat kaisar Romawi yang bisa menyuruh tanpa sokongan tentara Romawi serta, pastinya, Centeng Praetoria.
Perihal ini juga membuat Centeng Praetoria jadi salah satu” Kingmaker” sangat mempengaruhi dalam asal usul. Tetapi, salah satu perihal yang sangat mencengangkan dari Centeng Praetoria merupakan aplikasi penggelapan berbentuk” kontribusi” yang wajib diserahkan pada mereka. Alibi pemberian kontribusi ini beraneka ragam, tetapi telah nyata jika perihal ini hendak membidik pada ketidakstabilan politik Romawi di setelah itu hari.
6. Terdapat kesenjangan ekonomi dimana mana dengan tingkat yang parah
Walaupun kerap ditafsirkan selaku imperium yang agung serta maju, tampaknya ketidaksetaraan sosial serta ekonomi telah bersumber kokoh dalam warga Romawi. Semacam yang dikenal, tulang punggung dari ekonomi mereka merupakan zona pertanian yang memercayakan daya kegiatan budak. Tetapi di akhir masanya, lebih dari 90 persen masyarakat Romawi merupakan orang miskin yang hidup di pedesaan. Pastinya, perihal ini pula mengisyaratkan ketidakseimbangan antara pedesaan serta perkotaan di area Imperium Romawi.
Untuk para orang tani serta pekerja agresif, kota kerap ditatap selaku tempat” pemangsa” yang hendak mengeruk tanah serta daya mereka. Bersumber pada riset ilmu tulang yang dicoba oleh para pakar kepada kerangka Romawi dari seluruh rentang waktu serta seluruh area imperium, permasalahan kesehatan semacam malnutrisi merupakan perihal yang kerap terjalin pada dikala itu.
Baca Juga : Sejarah Kekaisaran Romawi Runtuh di Eropa Barat
7. Memiliki ukuran dari kekaisaran yang terlampau besar
Bagi sebagian ahli sejarah, area yang sangat besar merupakan salah satu alibi kenapa Imperium Romawi ambruk. Sebab dengan area yang amat besar, ekspedisi ke sesuatu kota hendak menginginkan durasi sepanjang berminggu- minggu. Tidak hanya itu, pinggiran yang amat besar pula menginginkan kedatangan banyak angkatan buat menjaganya senantiasa nyaman. Tetapi yang lebih berarti merupakan kesusahan buat mengendalikan area seluas ini dari kota Roma. Tantangan ini juga memforsir Kaisar Diocletian buat memilah imperium Romawi jadi 2, ialah Imperium Romawi Barat yang berfokus di Roma serta Imperium Romawi Timur dengan Byzantium selaku ibukotanya.
Tidak sedikit sejarawwan yang menghasilkan besar area Imperium Romawi selaku pusat riset mereka. Perihal ini sudah memicu banyak dialog akademis mengenai batas- batas kedaerahan yang ikut pengaruhi aspek politik( geopolitik). Apalagi hingga dikala ini, para ahli sejarah serta ahli sosiologi lalu mempelajari poin ini. Dalam sebagian pangkal, kita diberi ketahui jika Imperium Romawi( ataupun lebih persisnya Imperium Romawi Barat) ambruk pada bertepatan pada 4 September 476 Meter. Pada dikala itu, kaisar terakhir dari Imperium Romawi Barat, Romulus Augustulus, digulingkan oleh Odoacer, seseorang kaum Jermanik yang bekerja selaku jenderal di gerombolan Romawi.
Sehabis menggelindingkan kaisar Romawi, Odoacer dimahkotai selaku raja Italia. Pada titik ini, ibukota Romawi Barat dipindahkan dari Roma ke Ravenna. Romawi Barat tidak berupa selaku suatu imperium lagi. Adat- istiadat imperium Romawi senantiasa hidup di Imperium Romawi Timur hingga mereka dikalahkan oleh gerombolan Ottoman pada tahun 1453.